Suasana yang selalu dingin dan hening telah menjadi nafasku sehari-hari ..
"Untuk apa aku ada disini ?" pertanyaan itu yang selalu menghantuiku ..
"Untuk apa aku di dunia ini bila tidak ada siapun yang bisa kujadikan sandaran" ..
Hanya si mbo yang setiap pagi memperhatikanku ..
"Ayah dan ibu mu bekerja kan semuanya buat kamu kedepannya juga" hanya kalimat itu yang selalu si mbo katakan
Mulai dari mataku terbuka hingga tertutup lagi jarang sekali aku melihat kedua orang tuaku ,, yang kulihat hanya pesan singkat dari kedua orang tuaku yang tertempel di depan lemari es yang isinya "Jangan lupa belajar yang benar ya sayang .. Jadilah anak yang baik kami mencintaimu .. Ayah & Ibu." Kesendirian sudah jadi teman yang akrab bagiku saat dirumah .. Cara
berkomunikasi dengan orang tuaku juga agak sedikit aneh .. bila kau
menginginkan atau memberi tahukan sesuatu, aku hanya harus menulisnya
pada secarik kertas dan kutempelkan di depan lemari es. dan beberapa
hari kemudian sesuatu yang kuinginkan sudah ada di atas meja belajar dikamar ku.
Ayahku bekerja sebagai direktur utama di perusahaan ternama di kotaku
dan ibu bekerja sebagai kepala cabang perusahaan luar negeri. dan
mereka selalu sibuk dengan semua urusannya sampai-sampai aku pun anak
semata wayangnya dilupakan ,, tapi biarlah semua ini sudah terjadi sejak
lama dan sudah menjadi rutinitas ku sehari-hari
Namaku Aura dan sekarang aku duduk dibangku kelas 3 SMP. aku termasuk anak yang pendiam kalau disekolah dan aku bukan orang yang pandai bergaul sehingga hanya satu dua orang yang mau berteman denganku, itupun hanya sekedar teman biasa.
"Uhuk Uhuk .. !!!" untuk yang kelima kalinya dalam hari ini aku batuk darah .. lalu aku segera membersihkannya supaya tidak ada yang tahu .. ya sebanarnya akhir-akhir ini aku sering batuk darah semenjak pingsan seminggu yang lalu .. tapi aku tidak pernah memberitahukannya pada siapapun termasuk orang tuaku .. aku sudah biasa menangani masalahku sendiri.
Aku pernah berdoa kepada tuhan supaya cepat-cepat mengambil nyawaku ini. ya karna kupikir tidak ada lagi yang bisa kulakukan dan kebaradaan ku didunia ini sudah tidak terlalu berarti lagi bagi siapa pun. sempat kutuliskan pertanyaan seperti ini :
1. Kenapa aku harus dilahirkan?
2. Apa aku memiliki orang tua?
3. Bisakah aku mempercepat kematianku sendiri?
4. Bila aku mati apakah orang tuaku dan orang-orang terdekatku akan sedih?
5. Apakah orang tuaku akan tetap bekerja ketika aku mati nanti?
Pertanyaan tersebut aku pajang di dinding kamarku supaya orang tuaku bisa melihatnya dan sadar akan penderitaan ku, namun sepertinya mereka terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. biarlah ..
Siang itu aku baru pulang dari sekolah dan aku merasa sangat jengkel dengan nilai ulanganku yang sangat buruk .. dan seperti biasanya aku tidak punya tempat untuk berbagi masalah ini .. aahhh aku langsung membiarkan badanku ini terjun ke atas kasur untuk beristirahat .. Tapi siang itu ada yang aneh dengan kepalaku ,, aku merasa pening dan saat aku menyentuh wajahku aku melihat telapak tangan dan hidungku sudah penuh dengan darah dan sesaat setelah itu aku tidak apa-apa, yang terkahir kulihat hanya langit-langit kamarku.
Mataku berat sekali dan kepalaku masih terasa pusing .. ternyata tadi aku pingsan dan sekarang aku masih berada di atas kasur .. kulihat jam ternyata masih jam 6 sore "Pasti ayah dan ibu belum pulang" pikirku. aku segera turun kebawah dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahku. semenjak kejadian itu aku mulai merasa khawatir dengan penyakit yang kuderita itu. aku bertekad untuk memberitahukannya pada ayah dan ibu.
Hari itu hari minggu dan kulihat ayah dan ibuku belum berangkat kerja dan mereka sepertinya terlambat. aku langsung turun dan duduk di meja makan sambil menyuap roti yang sudah disiapkan si mbo ,, dan kuperhatikan ayah dan ibuku masih saja sibuk membereskan barang bawaannya. kemarin aku sudah bertekad untuk memberitahukan keadaan ku pada mereka dan hari ini aku akn mencoba memulainya, kumulai dari ayah
"Yahh.." panggilku "iya sayang ada apa? nanti dulu ayah sedang sibuk sekarang ,, nanti kita ngobrol-ngobrol lagi". lalu aku mencoba memanggil ibuku "Buu Aura mau ngomong sesuatu " "iya aura sayang nanti lagi yah ibu sekarang sedang buru-buru sudah terlambat nih" . sudah kuduga semua ini hanya buang-buang waktu saja .. tetapi aku sudah bertekad bulat dan aku tidak akan menyerah dan seketika aku punya ide gila "AYAAHH IBUUU STOOOPP DENGERIN AURA MAU NGOMONG" teriakku dengan keras dan seketika seluruh isi rumah terdiam hening .. karena teriakkan ku tadi akhirnya aku kembali batuk darah dan aku pingsan untuk yang kedua kalinya.
"Dimana aku?" kebingunganku semakin bertambah ketika melihat tangan dan hidungku dialiri selang aneh yang mengerikan dan aku melihat ayah dan ibuku sedang duduk tertunduk disampingku. "Kamu sudah sadar aura?" tanya ibu sambil tangannya sibuk "mencolek" ayah agar segera bangun. "kenapa aku ada disini?" kebingunganku belum hilang "tadi pagi tiba-tiba kamu pingsan ,, ibu dan ayah khawatir karena melihat darah dari mulut mu makanya kami membawa kamu ke rumah sakit" .. "memangnya aku sakit apa bu?"sekarang aku menjadi khawatir " kata dokter kamu cuman kecapean dan harus banyak istirahat" timpal ayah .. aku sedikit ragu mendengar jawaban ayah karena matanya terlihat gelagapan menjawab pertanyaanku ..
sudah 3 hari aku terbaring di rumah sakit .. sebenarnya aku ingin pulang saja tapi ayah melarangnya katanya kalau disini lebih nyaman dan aman .. aku juga tidak mengerti tapi ada yang aneh dengan sikap ayah dan ibu. selama aku dirumah sakit mereka tidak pergi bekerja dan mereka sepanjang hari hanya menemaniku .. mereka selalu mengajakku mengobrol, menyuapiku, bercanda ria, membuatku tertawa dan aku menceritakan segala kejadian disekolahku yang selama ini selalu ingin kusampaikan. dan saat-saat seperti inilah yang selalu kuimpiimpikan. aku tidak ingin semua ini berakhir ..
malam itu malam kelima aku berada di rumah sakit dan malam itu bagian ayah yang menunggui ku dan ibu pulang dulu sebentar kerumah untuk mengambil keperluanku. aku sudah sangat lelah malam itu karena siangnya ayah telah membuat banyak sekali lelucon yang membuatku tidak bisa berhenti tertawa ,, dan sebelum tidur ayah mengecup keningku terlebih dahulu dan mengucapkan selamat malam yang indah .. entah mengapa ucapan itu terdengar sangat jauh dan aku merasa itu adalh ucapan selamat tinggal dan kata-kata terakhir dari ayah .. tapi aku tidak banyak berfikir karena mataku sudah amat mengantuk. belum beberapa menit aku tertidur aku mendengar suara tangisan dari sampingku dan ketika aku mengintip ternyata ayah sedang menangis dengan tersedu-sedu sambil menggenggam tanganku dan mengucapkan "maafkan ayah selama ini aura ... maafkan ayah" mendengar ayah menangis hati kupun jadi ikut sedih dan tak terasa aku juga mengeluarkan air mata dan menutup mataku kembali sambil tersenyum "AKU SAYANG AYAH DAN IBU ...... "
catatan : ternyata aura mengidap leukimia stadium akhir dan ia pun meninggal dengan tenang ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar